Jumat, 16 Desember 2011

Makalah Iman Kepada Kitab Allah

BAB I
PENDAHULUAN

Iman kepada kitab-kitab suci dalam islam, merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan iman kepada Allah Yang Maha Esa, Malaikat dan Rasul. Malaikat adalah unsur pembawa risalah Tuhan kepada para Rasul sebagai penerima itu yang kemudian menjadi hidayah dan rahmat bagi manusia. Risalah Tuhan itu ialah wahyu-wahyu Allah kepada para rasul yang diutus kepada setiap bangsa dan umat manusia sepanjang sejarah. Rasul-rasul yang menerima wahyu-wahyu itu adalah manusia-manusia pilihan Tuhan diantara kelompok-kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khas dan karakteristik dalam segi-segi rohaniah dan jasmaniah, wahyu-wahyu yang diterima oleh para rasul itulah yang dinamai “shuhuf” atau kitab : setiap rasul yang diutus Tuhan kepada manusia, dipersenjatai dengan kitab. Kitab itulah yang menjadi pedoman memimpin baginya dan menjadi undang-undang buat manusia yang dipimpinnya.
Maka kita wajib beriman kepada kitab-kitab Tuhan, menjadi salah satu dari rukun iman. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya, sebagaimana sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab Allah. Dengan demikian sangat berat akibatnya bagi seseorang atau suatu umat yang mengingkari salah satu dari kitab-kitab Allah itu.
Sebab itulah kita wajib beriman kepada kita yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan yang terakhir kitab al-qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dalil Naqli Dan Akal Iman Kepada Kitab
1.      Dalia naqli dan aqli terkait dengan iman kepada kitab-kitab Allah SWT
Iman kepada kitab-kitab suci dalam Islam, merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan iman kepada Allah Yang Maha Esa, Malaikat dan Rasul. Allah yang bersifat pengasih dan penyayang kepada makhluk-Nya, termasuk kepada umat manusia, berkehendak untuk memberi petunjuk (hidayah) hidup dengan menurunkan wahyu-Nya, yang kemudian menjadi kitab suci. Berperan disana malaikat sebagai perantara antara Allah sebagai sumber wahyu dengan rasul, sebagai penerima wahyu dan risalah.
a.       Dalil Naqli
tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌRé& y7øs9Î) !$tBur tAÌRé& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ  
Artinya : “dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. Al-Baqarah : 4)

Firman Allah SWT yang lain
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãYÏB#uä «!$$Î/ ¾Ï&Î!qßuur É=»tFÅ3ø9$#ur Ï%©!$# tA¨tR 4n?tã ¾Ï&Î!qßu É=»tFÅ6ø9$#ur üÏ%©!$# tAtRr& `ÏB ã@ö6s% 4 `tBur öàÿõ3tƒ «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ßâur ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# ôs)sù ¨@|Ê Kx»n=|Ê #´Ïèt/ ÇÊÌÏÈ  
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa : 136)

Hadits Nabi SAW :
Artinya :
“teritahukan aku tentang iman, lalu beliau bersabda : “engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR. muslim)

b.      Dalil Aqli
Allah SWT Maha Alimun (tahu) bahwa manusia dalah makhluk yang dha’if (lemah). Sedangkan (penyayang). Atas hal itulah Allah SWT berkehendak memberikan bimbingan kepada manusia atar tetap menjadi makhluk lengkap dengan uswah hasanah.
Kemudian manusia dan kebutuhannya kepada tuhan mereka dalam memperbaiki jasmani, dan rohaninya itu menghendaki penurunan kitab-kitab-Nya yang berisi undang-undang dan hukum-hukum yang mewujudkan kesempatan pada manusia dan apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan mereka, dan kehidupan akhirat mereka.

2.      Para Rasul adalah mediator antara Allah ta’ala dengan hamba-bamba-Nya, dan para rasul tersebut tidak berbeda dengan manusia lanilla yang hidup pada zaman tertentu kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung kitab tertentu, pastilah risalah mereka hilang begitu saja bersama dengan kematian mereka, dan manusia sepeninggalan mereka hidup tanpa risalah dan tanpa mediator. Akibatnya hilanglah tujuan utama wahyu penurunan kitab-kitab ilahiyah.

3.      Jika Rasul yang menyeru kepada Allah ta’ala tidak membawa kitab dari tuhan-Nya yang didalamnya terdapat undang-undang, petunjuk dan kebaikan, maka dengan mudah manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab ilahiyah untuk menegakkan hujjah pada manusia.

B.     Konsep Islam Tentang Kitab
Wahyu mula-mula berarti ilham yang cepat. Dalam bentuk yang tertinggi wahyu berarti firman Allah yang disampaikan kepada nabi-nabi-Nya. Tujuan wahyu ialah kemanusiaan. Kemanusiaan itu sendiri serba tetap, sepanjang masa yang hanya berbeda dalam wujud manifestasinya, sesuai dengan situasi dan kondisi maupun perkembangan alam fikir manusia. Sesuai dengan perkembangan itu, wahyu-wahyu menjelaskan tentang hal-hal gaib, ketuhanan, balasan baik  balasan baik dan buruk, serta kehidupan sesudah mati, tentang surga, negara dan segaianya. Kepada tiap  bangsa. Tuhan menurunkan wahyu-wahyu-Nya melalui utusan yang dikirim-Nya sampei berakhir Nabi Muhammad SAW. Tiap rasul dan nabi mengajarkan tauhid, yang merupakan esensi tiap kita suci tersebut, sehingga meski dengan cara-cara yang berbeda-beda, pokok-pokok iman adalah sama. Dalam al-qur’an disebutkan  bahwa ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as, Zabur kepa Nabi Daud as, Injil kepada Nabi Isa as, dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Al-qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keisitmewaan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah yang artinya : ”sesungguhnya kami yang menurunkan al-qur’an dan sesungguhnya kami yang memeliharanya” (Al-Haj : 9)


C.    Hakikat dan Urgensi Iman Kepada Kitab
1.      Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Ahlus sunnah wal jama’ah beriman dan meyakini dengan kenyataan yang pasti bahwa Allah azzawazala telah menurunkan kepada rasul-Nya kitab-kitab yang berisikan perintah, larangan, janji ancaman dan apa yang dikehendaki oleh Allah terhadap makhluk-Nya, serta didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya.
Iman kepada kitab-kitab mengandung empat unsur :
1)      Mengimani kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan dari Allah SWT
2)      Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kanali namanya, seperti Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as dan zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud as, Shuhuf Ibrahim as dan musa as adapun kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya, maka kita mengimaninya secara global.
3)      Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang terdapat di dalam al-qur’an dan berita-berita kitab-kitab terdahulu sebelum ganti atau sebelum diselewengkan.
4)      Melaksanakan seluruh hukum yang tidak dinasakh (dihapus) serta rela dan berserah diri kepada Allah hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Dan seluruh kitab terdahulu telah dinaskan oleh Al-Qur’anul karim.
D.    Buah dan Implikasi Keimanan Kepada Kitab Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1.      Menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia, seperti :
ü  Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya
ü  Terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka
ü  Terjadinya gejolah sosial, dan sebagainya.
Semuanya itu merupakan dampak sikap-sikap manusia yang meninggalkan Al-Qur’an. Padahal Rasulullah SAW telah berpesan dalam sabdanya yang artinya :
”kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu (al-qur’an) dan sunnah rasul-Nya” (Al-Hakim)
Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pe ngetahuan yang ada dalam Al-Qur’an akan :
ü  Menghilangkan kegelisahan batin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani
ü  Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya
ü  Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan dipertanggung jawabkan diakhirat kelak.

2.      Fungsi Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
a.       Mempertebal keimanan kepada Allah SWT karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang ghaib.
b.      Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad SAW karena dengan meyakini kitab-kitab Allah SWT maka akan percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

c.       Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluaskan wawasan dengan perkembangan zaman.
d.      Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Iman kepada kitab Allah merupakan rukun iman yang ketiga dan didalam kitab-kitab suci tersebut mengandung ajaran Allah dibidang aqidah, ibadah dan pokok-pokok halal dan haram
Dalil-dalil yang terkait dengan iman kepada kitab Allah adalah
v  Dalil naqli
v  Dalil aqli / akal
Iman kepada kitab-kitab mengandung empat unsur
  1. Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan dari Allah SWT
  2. Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya seperti, al-qur’an, injil, taurat dan zabur. Dan kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya maka kita mengimaninya secara global
  3. Membenarkan seluruh beritanya yang benar
  4. Melaksanakan seluruh hukum yang tidak dinashk (dihapus) serta rela dan berserah kepada hukum itu


B.     Saran
Sebagai umat Islam yang beriman, sudah seharusnya kita mengetahui rukun iman yang enam, yakni iman kepada Allah, malaikat Allah, kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul, qodho dan qodar serta iman kepada hari kiamat/hari akhir. Dalam hal iman kepada kitab, kita tidak hanya dituntut untuk mengetahui nama-nama kitab yang seluruhnya oleh Allah, tetapi kita harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi pilihan-Nya, mempelajari isinya dan mengamalkan hal-hal yang telah dipelajari dalam kitab-kitab tersebut dalam kehidupan sehari-hari.














DAFTAR PUSTAKA
                                                                                       
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim.
Nasruddin Razak, Dinnul Islam, 1971
Abu Su’ud, Islamologi, 2003
Syeikh Mahmud Shalut, Aqidah dan Syari’ah Islam, 1984